Buscar

20 Poster Film Terbaik Indonesia Sepanjang Masa



20. Zuster Theresia (1932)
Di buku Katalog Film JB Kristanto, disebutkan film ini menggunakan bahasa Belanda karena diniatkan untuk penonton Belanda. Kisahnya berlatar masa krisis ekonomi 1930-an yang sering disebut zaman malaise. Posternya begitu kuat menunjukkan sosok suster yang tengah menengadah, berdoa pada Tuhan. Kesederhanaan jadi kekuatan poster ini.
19-Olga-sepatu-roda



























19. Olga dan Sepatu Roda (1991)
Aslinya, tentu, poster ini berwarna. Poster film ini masuk nominasi poster film terbaik FFI tahun itu. Mungkin alasannya karena dengan pas posternya menampilkan siluet Desy Ratnasari—yang masih remaja bahenol—bersepatu roda dengan celana pendek.


18-Wulan



18. Wulan di Sarang Penculik (1975)
Wulan (Yiyik Trisulo), seorang gadis kecil, diculik. Penculiknya minta tebusan Rp 25 juta. Wulan lalu diselamatkan dua siswa pramuka Tono dan Budi. Ketiganya lalu malah bertualang ke Jakarta. Posternya tak menjelaskan petualangan Wulan. Tapi justru memberi kesan surealis dengan lingkaran ungu-putih.

17-Lari-ka-mekah



17. Lari Ka Mekah (1930)
Tidak ada sinopsis soal film ini di buku Katalog Film JB Kristanto. Mungkin karena tak ada data lain soal film ini. Hanya disebutkan, filmnya kemudian berganti judul jadi Lari Ka Arab setelah dilarang lembaga sensor masa itu karena Mekah adalah tempat suci umat Islam. Posternya dianggap yang terbaik karena di tengah zaman yang perlu menjelaskan ini itu soal film, si empunya film (atau pemilik bioskop?) dengan percaya diri cukup menulis judulnya besar-besar tanpa gambar atau keterangan lain.


16-arisan



16. Arisan! (2000)
Film Arisan! merekam dengan jenial kehidupan kaum jetset Jakarta era 2000-an. Mereka yang kerap disebut kaum sosialita tak luput dari masalah hidup. Posternya unik, mengumpulkan para tokoh utama dalam satu meja dengan mimik yang menjelaskan karakter maupun kisah masing-masng di filmnya. Lirikan Cut Mini, gaya genit Aida Nurmala, wajah Rachel Maryam yang menyembul sok ingin tahu, atau Tora Sudiro dan Surya Saputra memberi kita petunjuk ada apa di filmnya.

15-3hari



15. 3 Hari Untuk Selamanya (2007)
Ini adalah road movie karya Riri Riza tentang perjalanan dua anak manusia (Nicholas Saputra dan Adinia Wirasti). Sesuai niatnya, kesan road movie tergambar jelas dengan gambar jalan dan mobil. Posternya tak menampilkan bintangnya sedang nampang, tapi dari sini kesan realis dan road movie sangat terasa.

14-Bajar-djiwa



14. Bajar dengan Djiwa (1940)
Dari buku Katalog Film JB Kristanto dijelaskan film ini berisi kisah beberapa keluarga. Ada kisah soal ayah yang terlibat utang, lalu menjual anak gadisnya. Membuat kekasih anak gadisnya patah hati. Yang menarik dari poster ini adalah suasana mistis persis film-film horor psikopat. Potret seorang cewek mengancam sambil pegang pisau dan tipografi judul memberi kesan horor yang terus membekas—walau kita takkan pernah melihat filmnya.

13-Maskot_film



13. Maskot (2006)
Bagaimana menggambarkan sebuah film tentang seekor ayam? Menaruh potret ayam besar-besar? Tentu tidak. Paling baik, menaruhnya dalam gaya minimalis. Ayam cukup di pinggir saja. Tokoh-tokoh lain, diminta beraksi karikatural sesuai karakter mereka. Jadilah, poster Maskot ini.

12-Cinta-pertama



12. Cinta Pertama (1973)
Cinta Pertama karya Teguh Karya yang populer sekaligus disukai kritikus saat edar dulu. Laris sekaligus menggondol Piala Citra. Ini kisah cinta yang diselingi aksi di ujung film. Tapi, melihat posternya, susah untuk menebak ada adegan tembak-menembak di bagian akhir film. Posternya persis sampul novel roman era 1970-an. Ah, cinta memang seharusnya manis, semanis poster film ini.

11-Benjamin-Biang-Kerok



11. Biang Kerok Beruntung (1973)
Di film ini, Benyamin S. jadi biang kerok yang nasibnya selalu beruntung. Posternya hadir dalam bentuk karikatur para tokohnya lengkap dengan kepala yang besar tak proporsional dengan tubuh. Biar makin karikatural, Benyamin yang dicitrakan sebagai kaum kelas bawah Betawi didandani pakaian orang kota sedang main golf—permainan kelas elit.

10-cinTa



10. Cin(T)a (2008)
God is a Director. Demikian tagline di poster film ini. Tuhan memang sang Maha Sutradara. Tuhan juga mempertemukan Annisa (Saira Jihan) dan Cina (Sunny Soon), sejoli yang beda agama. Tentu tak elok menggambar dua lambang agama di poster film. Dengan cerdik, yang hadir adalah setengah bagian bawah wajah dua sejoli. Mata keduanya, yang bisa menjelaskan satunya Muslim dan satu lagi Cina-Kristen, ditunjukkan lewat apa yang disebut seorang rekan, “orang-orangan jari”.

9-Ibunda



9. Ibunda (1986)
Film Ibunda adalah panggung akting bagi Tuti Indra Malaon yang jadi tokoh sentral film ini. Sebaga Ibu Rakhim (Tuti), janda seorang priyayi, menanggung beban anak-anaknya dengan masalah mereka masing-masing. Tengok ekspresi wajah Tuti di poster. Itu adalah undangan bagi setiap penonton kalau filmnya bakal menunjukkan akting mumpuni pemainnya.

8-Tjisadane



8. Tjisadane (1971)
Film Tjisadane aslinya diangkat dari komik silat. Maka, poster yang muncul di bioskop persis betul sampul sebuah komik silat. Di masa itu, komik silat (beserta komik superhero) memang tengah booming. Produser film kemudian mengadaptasi beberapa komik jadi film. Selain komik Si Buta dari Goa Hantu atau Tuan Tanah Kedawung, Tjisadane salah satunya.

7-perempuan-berkalung-sorban-



7. Perempuan Berkalung Sorban (2009)
Hanung Bramantyo membuat film berdasar novel Abidah El Khalieqy tentang seorang perempuan (Revalina S. Temat) yang hidup di lingkungan pesantren konservatif. Anissa, tokoh yang diperankan Reva, adalah sosok pemberontak pada tradisi yang dianggap merugikan perempuan. Posternya menjelaskan semua itu, saat Anissa menghadap ke arah berbeda, sementara yang lain menuju arah yang sama.

6-laki-laki-binal2



6. Laki-laki Binal (1978)
Andai poster macam begini hadir di tengah bioskop saat ini, pastilah mengundang protes. Salah satu yang istimewa dari poster-poster film era 1970-an adalah betapa bebasnya ekspresi seks nampang di poster secara terbuka. Ini contohnya. Apa yang ada di benak Anda saat melihat poster ini? Tertarik nonton filmnya, tentu.

5-doea-tanda-mata



5. Doea Tanda Mata (1984)
Menginjak 1980-an poster paling umum adalah tokoh utama nampang jadi point of interest kemudian ada foto-foto pemain lain kecil-kecil di bawah atau di pinggir poster. Yang ini keluar dari pakem. Yenny Rachman cukup ditampilkan bercadar. Sisanya adalah potongan adegan untuk menjelaskan film ini punya tema besar: perjuangan melawan penjajah yang berisiko maut.

4-quickee-express



4. Quickie Express (2007)
Film ini lahir di tengah kesadaran bahwa yang retro alias jadul sungguhcool. Tipografi judul sengaja dibuat mengingatkan kita pada era 1960-an atau 1970-an. Para bintangnya, sesuai fiilmnya, berdandan retro pula. Berpose dengan latar belakang monumen Pembebasan Irian Barat seperti pada sebuah foto lama. Retro ‘abis! Cool ‘abis!

3-Ada_Apa_dengan_Cinta_film



3. Ada Apa dengan Cinta? (2002)
Tak pelak, Ada Apa dengan Cinta?(2002) adalah poster paling dikenang sepanjang masa untuk ukuran zaman kiwari. Bagi generasi sekarang, inilah poster yang paling melekat di benak kita. Padahal, dari segi design, poster ini biasa saja. Namun, poster ini jadi fenomenal seperti filmnya karena sangat pas dengan target yang disasar: remaja. Pewarnaan warna-warni yang menutupi wajah Nicholas Saputra dan Dian Sastro diniatkan sebagai arti “cinta” yang macam-macam kata sineasnya. Tapi warna-warni itu bisa juga dimaknai kehidupan remaja yang dinamis, penuh warna. Bagi generasi MTV yang sehari-hari menghabiskan waktu depan TV, warna-warni itu persis warna layar TV saat tak ada siaran. Tak heran, posternya begitu melekat.

2-Si-doel



2. Si Doel Anak Betawi (1973)
Sineas Sjuman Djaya mengangkat kisah anak betawi dari novel Si Doel. Posternya adalah juga sebuah karya lukis yang ciamik. Detil isi film terpajang di poster. An entire movie in one poster, begitu istilah yang disebut majalah Premiere. Ada Doel (Rano Karno) yang menatap sendu, saat Doel dikerjai bocah nakal hingga kerinduannya pada sosok ayah.

1-pintu-terlarang



1. Pintu Terlarang (2009)
The best Indonesian movie poster ever made? Buat saya, iya. Ini bukan poster resmi filmnya (yang resmi lebih komersil, menampilkan wajah Fachry Albar dan ekspresi mesum Marsha Timothy). Tapi, bagi sutradaranya sendiri, Joko Anwar, konon poster yang ini favoritnya. Seniman design grafis Mayumi Haryoto menerjemahkan segala centang-perenang isi kepala tokoh psikopatik yang dimainkan Fachry dalam sebuah design yang tak menggabungkan foto adegan, melainkan pameran ilustrasi mumpuni yang bernada vintage.
Apa poster favorit Anda masuk daftar ini?

1 komentar:

Unknown

ada naga...sebelah kanan.

Posting Komentar